james pratama
02 September 2024

Ekonomi Sulit, Brand Harus Gesit: Kiat Beradaptasi Melawan Krisis

Temukan strategi branding yang efektif di tengah krisis, pentingnya inovasi, serta adaptabilitas untuk pertumbuhan berkelanjutan.

Ekonomi Sulit, Brand Harus Gesit: Kiat Beradaptasi Melawan Krisis

Situasi melemah dan tidak stabilnya ekonomi Indonesia menjadi hal yang perlu diwaspadai oleh banyak pihak. Walaupun era pandemi telah berakhir, namun nyatanya ekonomi Indonesia masih dalam masa pemulihan untuk kembali ke masa sebelum pandemi, ditambah lagi dengan naiknya banyak harga kebutuhan pokok, yang tidak dibarengi dengan naiknya daya beli masyarakat, dan ditambah maraknya pemutusan hubungan kerja. Laporan Badan Pusat Statistik (BPS), menunjukkan pertumbuhan konsumsi rumah tangga pada kuartal IV 2023 mengalami penurunan. Tercatat hanya mencapai 4,47 persen year-on-year, angka ini lebih rendah dibandingkan dengan kuartal sebelumnya yang mencapai 5,06 persen, dan sedikit di bawah kuartal IV tahun 2022, sebesar 4,5 persen. Perlu dicatat bahwa laju konsumsi ini berada di bawah tingkat pertumbuhan ekonomi nasional yang berhasil mencapai 5,04 persen pada akhir 2023.

Dalam buku Repositioning Asia: From Bubble to Suistainable Economy, Philip Kotler dan Hermawan Kartajaya, yang membahas krisis ekonomi Asia pada akhir tahun 1990-an dan bagaimana negara-negara di Asia dapat memposisikan diri kembali untuk mencapai ekonomi yang berkelanjutan, salah satu insight penting dan sangat bisa diterapkan adalah bagaimana meningkatkan daya saing yang dimiliki. Tidak hanya oleh sebuah negara, namun juga sebuah brand dan perusahaan untuk bisa bersaing di tengah krisis.

Membangun Brand yang Kuat dan Berbeda

Datangnya krisis tidak bisa diprediksi, baik itu karena keuangan seperti krisis tahun 1990-an dan tahun 2008, maupun karena virus biologis, seperti era pandemi tahun 2020. Di tengah krisis yang melanda, penting bagi sebuah brand untuk menonjolkan keunikan yang dimiliki melalui upaya konsisten yang terintegrasi antar platform. Hal ini menjadi penting karena dengan memiliki keunikan, sebuah brand dapat tampil berbeda dan mudah dikenal pasar. Selain itu konsistensi yang terjaga baik melalui message maupun brand value juga dapat  membantu menjaga kepercayaan dan loyalitas pelanggan di masa sulit.

Salah satu brand lokal yang menerapkan hal ini adalah Skin Game, brand skincare lokal yang muncul di 2019, yang didirikan oleh Michella Ham. Skin Game konsisten dalam hal positioning sebagai brand skincare lokal yang unggul dalam basic skincare atau “Basic Skincare Expert” dengan hero product yaitu Kind Moisturizer. Skin Game juga konsisten dalam menyampaikan key message “Your Skin Listener” dengan selalu menonjolkan keunggulan produk yang aman dan dapat digunakan oleh semua gender. Melalui strategi ini, pada tahun 2023 kemarin, hampir 80% customer Skin Game adalah customer lama, dengan kontribusi angka repurchase produk Skin Game dari customer lama sebesar 34,07% dari total penjualan.

Meningkatkan Inovasi dan Produktivitas

Krisis menjadi momen di mana perusahaan dan brand dapat melihat mana saja hal yang menjadi kekurangan dan mana aspek keunggulan yang dapat dimaksimalkan. Dari masa krisis juga, dapat terlihat siapa saja perusahaan dan brand yang menonjol dan mempunyai dan mempunyai keunggulan. Salah satunya yaitu teknologi video conference yang ditawarkan oleh Zoom, yang menjadi teknologi paling sering digunakan ketika era pandemi. Zoom mengalami pertumbuhan pendapatan yang signifikan selama pandemi, tetapi kemudian menghadapi perlambatan pertumbuhan akibat persaingan yang ketat dan inisiatif untuk kembali ke sekolah dan juga ke kantor. Namun, Zoom terus berinovasi untuk menghadapi persaingan, salah satunya dengan menggunakan teknologi AI untuk menghadirkan fitur Zoom AI Companion yang membantu untuk merangkum percakapan rapat. Hal ini berhasil membawa revenue Zoom tetap bertumbuh bahkan setelah pandemi. Karena itu, inovasi harus menjadi pilar utama yang dilakukan untuk bertahan di tengah krisis dan juga masa sehabis krisis.

 

Memperkuat Kemampuan Adaptasi dan Fleksibilitas

Dunia bisnis dan customer terus berubah cepat, begitu juga dengan strategi yang dikembangkan kompetitor. Menjadi adaptif dan fleksibel dengan peluang sangat penting untuk dilakukan, apalagi ketika momen krisis hadir, dan kesempatan yang datang sangat berbeda dari apa yang biasanya dijalankan oleh brand dan perusahaan. Contoh pentingnya hal ini yaitu pada kasus Fujifilm dan juga Kodak, dua pemain besar ini menghadapi tantangan yang hampir serupa yaitu dalam tren penurunan photo film dan kamera analog. Meskipun kedua perusahaan mulai berinvestasi dalam teknologi digital ketika terjadinya pergeseran tren ini, namun Fujifilm menjalankan strateginya dengan lebih efektif. Fujifilm sukses bertahan dengan melakukan diversifikasi pada sektor lain yang sedang tumbuh, yaitu farmasi, dan kosmetik, serta adaptif dengan pengembangan kamera digital. Sementara, Kodak gagal untuk beradaptasi dengan terlalu berfokus pada lini bisnis yang justru merugikan dirinya sendiri dan beinvestasi pada bisnis yang mengalami tren seperti printing photo. Hal ini membuat Kodak dirugikan ketika pasar digital mulai berkembang.

Membangun Kepercayaan dan Kemitraan Strategis

Hal yang tidak kalah penting untuk diterapkan adalah membangun kepercayaan dengan rekan bisnis dan juga customer. Termasuk juga menjaga network yang terbangun antar industri maupun antar generasi. Sebagai sebuah entitas yang tidak berdiri sendiri, baik itu brand maupun perusahaan, kepercayaan dan kemitraan seperti tali pengikat dan juga galah yang menyambungkan diri untuk naik ke level lebih tinggi.

Dengan menerapkan keempat hal tadi, pondasi bisnis yang lebih kokoh dan bersaing daya saing kuat dapat tercipta untuk membangun sustainable economy yang lebih tahan dari krisis dan mendorong inovasi berkelanjutan dalam memenangkan persaingan.

Brand Research
Brand Strategy
BRANDING & MARKETING COMMUNICATION
Content Marketing
Product & Pricing
Related Content .

Menghadapi Perubahan Pasar: Strategi Memikat Gen Z di Era Digital

Gen Z menjadi influencer utama dalam keputusan pembelian rumah tangga, sehingga ...

Read now

Strategi Pemasaran untuk Baby Boomers, Generasi X, Y, Z, dan Alpha

Strategi pemasaran yang efektif mempertimbangkan karakteristik unik lima generas...

Read now

Memahami Bagaimana Konsumen Membeli: Dari 4A ke 5A

Pelajari pergeseran customer journey dari 4A ke 5A yang lebih relevan di era dig...

Read now
 

Ready to level up with MarkPlus, Inc

Start the conversation