james pratama
27 Agustus 2024

Memahami Bagaimana Konsumen Membeli: Dari 4A ke 5A

Pelajari pergeseran customer journey dari 4A ke 5A yang lebih relevan di era digital sehingga bisnis dapat memanfaatkannya untuk meningkatkan kinerja.

Memahami Bagaimana Konsumen Membeli: Dari 4A ke 5A

Perilaku konsumen di era digital terus mengalami perubahan. Model awal yang menggambarkan customer journey dalam melakukan pembelian, yaitu 4A: Awareness, Attitude, Act, dan Act Again dikembangkan ketika perjalanan konsumen masih bersifat linear dan lebih mudah diprediksi. Model ini berfokus pada menggerakkan konsumen dari tahap kesadaran terhadap produk hingga pembelian ulang. Namun, seiring berkembangnya dunia digital, perilaku konsumen menjadi lebih kompleks, sehingga diperlukan perubahan dalam pendekatan bisnis dan pemasaran.

Model 5A: Awareness, Appeal, Ask, Act, dan Advocacy, mewakili pemahaman yang lebih mendalam tentang bagaimana konsumen berinteraksi dengan merek di dunia yang semakin terhubung. Berbeda dengan 4A, model 5A menyadari bahwa konsumen kini memiliki kendali lebih besar atas keputusan pembelian mereka. Mereka tidak lagi sekadar menerima pesan pemasaran secara pasif, tetapi merupakan partisipan aktif yang mencari informasi, memvalidasinya melalui jaringan mereka, dan berbagi pengalaman mereka dengan orang lain.

  • Awareness: Konsumen menjadi sadar akan suatu merek atau produk, sering kali melalui saluran digital seperti media sosial, search engine, atau iklan online.
  • Appeal: Jika eksposur awal terhadap suatu merek dianggap menarik, konsumen akan tertarik untuk memahami suatu merek lebih jauh dan membangkitkan minat yang lebih mendalam terhadap merek tersebut.
  • Ask: Pada tahap ini, konsumen mencari informasi lebih lanjut, sering kali berkonsultasi dengan jaringan mereka seperti teman, keluarga, atau review online. Langkah ini sangat penting di era digital, di mana pengaruh dari orang lain menjadi sangat kuat.
  • Act: Konsumen membuat keputusan pembelian. Namun, berbeda dengan model tradisional, perjalanan konsumen tidak berhenti di sini.
  • Advocacy: Setelah pembelian, konsumen yang puas menjadi advokat bagi merek tersebut, membagikan pengalaman positif mereka kepada orang lain. Tahap ini semakin penting, karena advokasi dapat mendorong akuisisi pelanggan baru dan memperkuat loyalitas merek.

Pergeseran dari awareness ke advocacy memiliki dampak yang sangat signifikan. Dalam model pemasaran tradisional, fokus utama adalah menciptakan awareness. Namun, dengan meningkatnya peran digital dan media sosial, kekuatan advocacy menjadi lebih nyata. Advocacy, di mana pelanggan secara aktif merekomendasikan produk kepada orang lain, dapat memiliki dampak yang jauh lebih besar daripada sekadar awareness. Ketika pelanggan merekomendasikan merek, mereka melakukannya dengan tingkat kepercayaan dan keaslian yang tidak bisa ditandingi oleh iklan berbayar.

Singkatnya, transisi dari 4A ke 5A mewakili perubahan mendasar dalam strategi pemasaran, yang lebih sesuai dengan realitas di era digital. Dengan memahami perubahan ini, bisnis dapat mengembangkan strategi yang lebih efektif, tidak hanya untuk menarik pelanggan, tetapi juga untuk mengubah mereka menjadi advokat yang setia. Di dunia yang semakin terhubung, di mana pengaruh dari rekan dapat memperkuat atau menghancurkan merek, fokus pada advocacy bukanlah pilihan, melainkan kebutuhan untuk kesuksesan jangka panjang.

Brand Research
Brand Strategy
Related Content .

Ekonomi Sulit, Brand Harus Gesit: Kiat Beradaptasi Melawan Krisis

Temukan strategi branding yang efektif di tengah krisis, pentingnya inovasi, ser...

Read now

Strategi Pemasaran untuk Baby Boomers, Generasi X, Y, Z, dan Alpha

Strategi pemasaran yang efektif mempertimbangkan karakteristik unik lima generas...

Read now

Memahami Kompetisi dari Berbagai Sudut Pandang

Kompetisi adalah tentang memahami situasi pasar dari berbagai sudut pandang agar...

Read now
 

Ready to level up with MarkPlus, Inc

Start the conversation